Social Icons

Pages

Kamis, 24 Oktober 2013

laporan penelitian statistik di GSII

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang atas rahmat dan karuniaNya tulisan ini dapat penulis dapat menyususun malakah ini. Pada tulisan ini penulis mencoba mengungkapkan peranan statistik pertanian.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangai sebagai sumber informasi maupun referensi dalam kajian-kajian mata kuliah Statistik Pertanian . Penulis juga berharap semoga pemaparan tentang Statistik Pertanian ini dapat menambah wawasan para teman-teman mahasiswa sekalian
Akhirnya penulis memohon maaf apabila ada kajian dan penyajian yang kurang baik dalam tulisan ini dan untuk itu penulis membuka diri untuk menerima saran dan kritik konstruktif bagi perbaikan laporan ini.


Makassar, 04 Juli 2013
                                                            Penyusun

IMAM WAHYUDI

105960 1327 12





DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A.    LATAR BELAKANG 1
B.     TUJUAN 3
C.     RUMUSAN MASALAH 3
D.    KEGUNAAN 4
BAB II KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK 5
A.    SEJARAH BERDIRINYA 5
B.     STRUKTUR ORGANISASI 5
C.     PROSES PRODUK 7
1.      JENIS IKAN YANG DI JADIKAN SURIMI 7
2.      SURIMI IKAN NILA 8
D.    KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK 11
BAB III PEMBAHASAN 12
A.    HASIL PRODUKSI PER BULAN 12
B.     TOTAL ASET TIAP PERUSAHAAN 15
BAB IV PENUTUP 15
a.          KESIMPULAN 15
b.         SARAN 15
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 17




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sulawesi Selatan merupakan daerah investasi yang berpotensi oleh hasil perikanan, industri, dan perkebunan. Komoditi unggulan dari sektor tersebut adalah kakao (168,542.00 ton), kopi (63,737.00 ton), kelapa sawit (55,889.00 ton), kelapa (1,030,717.00 ton), cengkeh (37,128.00 ton), perikanan (337,317.00 ton), sapi (723,678.00 heads), jagung (875,746.00), tebu (26,171.00 ton), industri pengolahan kopi (63,737.00 ton kopi), pelelangan ikan (2337,317.00 ton ikan tangkapan), ikan beku (337,317.00 ton ikan tangkapan), tepung ikan (337,317.00 ton ikan tangkapan), industri kelapa terpadu (1,030,717.00 ton kelapa), industri pengolahan daging sapi (723,678.00 ekor sapi), industri minyak essensial (37,128.00 ton cengkeh)
Khususnya di Kabupaten Bantaeng, kota kecil yang berada di paling selatan di Sul-sel ini menunjukkan dirinya dengan dibangunnya Industri pengolahan ikan PT Global Seafood International Indonesia (GSII), yang melakukan ekspor surimi beku (frozen) ke Jepang.
Bersamaan dengan Pencanangan Bonthain Beach Hotel di Kawasan Revitalisasi Pantai Seruni Bantaeng, turut pula diresmikan industri lainnya di Kecamatan Pa'jukukang.Industri Pengolahan Ikan milik investment PT. Global Seafood International Indonesia diresmikan oleh Wakil Gubernur Sulawesi Selatan sejak didirikan tahun 2008 dan mulai beroperasi akhir 2009.
Peresmian tersebut ditandai dengan Penadatanganan Prasasti oleh Bapak r. H. Agus Arifin Nu’mang (Wakil Gubernur Sulawesi Selatan) dan Bapak Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M. Agr(Bupati Bantaeng).Pemecahan Kendi pada salah satuBlack Car Community pun menandai Pelepasan Ekspor Perdana Hasil industri dimaksud.
Pt. Global Seafood International Indonesia(GSII) merupakan kombinasi dari dua negara yaitu Indonesia dan Jepang, dengan komposisi tenaga yang berpengalaman menangani hasil laut, terutama surimi, dari Jepang serta tenaga-tenaga manajemen yang berasal dari Indonesia. Dengan kombinasi seperti ini diharapkan PT. GSII akan dapat berkembang dengan signifikan. Produk utama PT. GSII adalah Surimi atau ikan giling yang berbahan dasar dari ikan merah jenis Kurisi atau dalam bahasa Jepang dikenal dengan Itoyori.Pasar produk surimi PT. GSII adalah Jepang, Korea dan Hongkong. Pasar Eropa dan Amerika merupakan target pasar selanjutnya seiring dengan berkembangnya PT. GSII. PT. GSII memiliki motto GATE TO THE WORLD, motto ini menggambarkan keinginan kuat dalam memasarkan produk ke seluruh dunia.
Industri berskala internasional ini terletak di Jl. Poros Bantaeng–Bulukumba Km. 131, Desa Pa’jukukang, Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng, Propinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
Nilai investasi yang terbilang besar ditanamkan investor Jepang pada industri tersebut, yakni sebesar 40 milyar rupiah.Namun, hasilnya pun bukan skala kecil.Bahan Baku yang dibutuhkan berupa ikan merah jenis Kurisi sebanyak 900 ton/ bulan, Sorbitol sebanyak 12 ton / bulan dan Gula sebanyak 12 ton/bulan. Dari bahan-bahan yang dikerjakan sebanyak 1.000 orang pekerja ini, dalam sebulan mampu diproduksi Surimi ± 300 ton/bulan atau setara dengan 15 Black Car Community (container) per bulannya.
Kehadiran industri besar di kota yang sangat kecil ini ternyata mampu mengubah banyak hal. Antara lain adalah mengurangi tingkat pengangguran, mempercepat laju perekonomian dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.Namun begitu, meski di produksi di dalam negeri, hasil produksinya tidak di pasarkan di Bantaeng ataupun kota lain yang ada di Indonesia. Karena alasan warga local tidak begitu meminati produk tersebut.
B.     TUJUAN
1.      Praktikum dapat memahami manfaat statistic
  1. Praktik dapat mengenal dan memahami konsep statistik
  2. Mempermudah dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan statistika seperti; memasukkan data (data entry), mengedit data, transformasi data, analisis data, mengambil suatu kesimpulan pada saat penelitian.
  3. Praktik dapat mengolah dan menganalisa suatu data dengan Uji Histogram dan Distribusi Normal.
C.    RUMUSAN MASALAH
1.Statistik diperlukan di dalam dunia perguruan tinggi dan dunia perusahaan serta di dalam kehidupan sehari-hari.
2.Pada saat ini bidang statistik dikenal sebagai suatu alat untuk menguji konsep-konsep dan untuk merasakan arah-arah didalam berbagai ragam disiplin ilmu.

D.     KEGUNAAN
1.Memberikan pengetahuan baru kepada praktikan tentang penerapan statistik di petuasahaan
2.Praktikan tau dan mampu melakukan deskripsi dan inferensia data dengan menggunakan statistik
3.Merupakan suatu bekal untuk praktikan dalam melakukan riset


BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTEK

A.    SEJARAH BERDIRINYA
Pt Global Seafood International Indonesia  didirikandi Kecamatan Pa'jukukang. Yang merupakan Industri Pengolahan Ikan ,bersamaan dengan Pencanangan Bonthain Beach Hoteldi Kawasan Revitalisasi Pantai Seruni Bantaeng, diresmikan oleh Wakil Gubernur Sulawesi Selatan sejak didirikan tahun 2008 dan mulai beroperasi akhir 2009, tahun lalu. Berhubung karena bupati bantaeng yaitu Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M. Agr mempunyai hubungan kerja sama dengan Japan. Maka sepakatlah Industri Pt Global Seafood Internasional Indonesia ini didirikan dengan investon Japan Sendiri dan bapak  Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M. Agr. Dalam hal ini pihak Japan menyediakan mesin dan alat penunjang lainnya sedangkan Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M. Agr menyediakan lahan yang bertempat di Kecamatan Pa’jukukang
B.     STRUKTUR ORGANISASI
Company Name
• Global Seafood Co., Ltd.
Company Address
• 3-9-5 Hakata Ekimae, Hakata-ku, Fukuoka City
TEL.092−473−2646
FAX.092−473−2647
Director
• Michihiro Mitamura
DOB: December 10, 1968
Graduated Fukuoka University of Education, March 1993
Established Mitamura Seafood Co., Ltd., November 2003
Completed MBA in Industry Management, Graduate School of Economics, Kyushu University, March 2005
Company Establishment
• October 1, 2004 Changed company name of Mitamura Seafood Co., Ltd. and increased capital
Capital
• Yen 9,550,000
Employees
• 15 staff (9 part-timers included)
Factory
• Karashi Mentaiko / 1-21-27 Keyago, Minami-ku, Fukuoka City
Dried Sea Cucumber / Kakaji Gyokyounai, Mime, Kakaji-machi, Bungo Takada City, Oita Prefecture
Affiliate Companies
• Global Seafood Hong Kong Company Limited
Wanchai, Hong Kong
PT Global Seafood Indonesia
Bantaeng, Sulawesi Selatan, Indonesia
C.    PROSES  PRODUKSI SURIMI
1.      Beberapa Jenis Ikan Yang Di Jadikan Surimi
Selama ini surimi dibuat dari berbagai jenis ikan tangkap seperti: kurisi, ikan merah/ikan mata goyang, ikan gulamah/tigawaja dan ikan kuniran/ikan biji nangka. Ketersediaan bahan baku ikan tersebut di atas sepanjang tahun sangatlah fluktuatif dan tergantung dari iklim, cuaca serta musim tangkap. Dengan demikian kondisi industri surimi umumnya tidak dapat beroperasi secara optimal, dan beberapa perusahaan bahkan usahanya telah gulung tikar karena skala produksinya menjadi tidak layak lagi untuk diteruskan. Menurut data statistik, pada tahun 2008 kapasitas terpasang industri surimi di Indonesia telah mencapai 16,5 ribu ton, namun produksinya hanya 7,3 ribu ton, dengan demikian tingkat produksinya hanya 44%
Surimi merupakan produk olahan hasil perikanan setengah jadi berupa daging ikan lumat beku yang telah mengalami proses pencucian (leaching), pengepresan, penambahan bahan tambahan (cryoprotectant), dan pengepakan. Surimi biasanya dibuat dari ikan laut berdaging putih dan digunakan sebagai bahan awal pembuatan aneka produk olahan ikan (Fish Jelly Product), seperti: sosis, otak-otak, nugget, kamaboko, suji, chikuwa, ekado, lobster/udang/kepiting imitasi dll. Awalnya Surimi  berasal dari Jepang dan saat ini telah menjadi produk yang mendunia, karena disamping praktis dalam pemanfaatannya, surimi juga dapat tersedia sepanjang tahun dengan kualitas terjaga.  Di Indonesia surimi masih sulit didapatkan karena umumnya langsung diekspor. Belum berkembangnya industri olahan ikan, diskontinyuitas bahan baku, harga jual surimi yang cukup tinggi dan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap protein ikan masih sangat rendah, menjadi alasan mengapa produk surimi tidak berkembang di tanah air.
2.      Surimi Ikan Nila
Untuk mengatasi masalah di atas, BPPT telah mengembangkan teknologi proses surimi berbahan baku ikan nila (Oreochromis niloticus). Ikan nila, dikenal sebagai ikan berdaging putih dan sangat tahan terhadap perubahan lingkungan hidup, karena tubuhnya yang padat dan dagingnya tebal. Ikan nila dapat dibudidaya secara luas di Indonesia baik kolam air tawar maupun air payau, sehingga sangat potensial menjadi sumber bahan baku industri pengolahan ikan yang berkelanjutan. Hasil uji laboratorium terhadap surimi nila, menunjukkan bahwa kulaitasnya telah memenuhi standar ekspor dengan nilai kekuatan gel sebesar 457,82 gr.cm, derajat putih mencapai 59,94% dan kadar lemak 0,44%. Dengan hasil analisa tersebut, maka dalam perdagangan, surimi ikan nila mempunyai grade AA atau mempunyai kualitas yang sangat sangat tinggi. Pada skala industri, PT. Global Seafood International Indonesia (GSII), sebuah perusahaan surimi di Bantaeng, Sulawesi Selatan, telah melakukan pengujian terhadap surimi ikan nila dan hasilnya accepted sebagai substitusi terhadap surimi ikan tangkap.

Gambar 1. Proses singkat pengolahan ikan nila menjadi surimi

Dengan inovasi ini, diharapkan idle capacity perusahan surimi di Indonesia, sebagai akibat dari masalah diskontinyuitas bahan baku ikan tangkap dapat teratasi. Dengan bahan baku ikan budidaya, kuantitasnya dapat terukur dan berkesinambungan sesuai kebutuhan industri. Pola kerjasama baru antara industri surimi dengan petani budidaya ikan nila juga berpeluang meningkatkan pemberdayaan petani budidaya.

Sebagai informasi, BPPT juga telah mengembangkan ikan air tawar nila gesit yang merupakan ikan jantan dengan tingkat pertumbuhan sangat cepat dan ikan nila salin yang dapat dibudidaya pada daerah payau. Dengan pengembangan ini, maka secara ekonomi ikan nila ini akan dapat bersaing dengan ikan tangkap sebagai bahan baku surimi, mengingat rendemen surimi dari ikan nila dan ikan kurisi juga kurang lebih sama yaitu 25%.

Tumbuhnya industri surimi diharapkan tidak hanya meningkatkan ekspor, tetapi juga meningkatkan konsumsi ikan dalam negeri yang masih sangat rendah, dari 28 kg/kapita/tahun menjadi 39 kg/kapita/tahun pada tahun 2014 yang merupakan target nasional.

Kerja sama bisnis antara Bantaeng dengan Jepang mampu mengalirkan dana hingga Rp 18,266 miliar per bulan ke kabupaten di bagian selatan Sulawesi Selatan (Sulsel) tersebut.

Khusus dari hasil ekspor ikan olahan, surimi, nilainya mencapai Rp 17,066 miliar per bulan.Angka itu dari hasil ekspor 40 ton surimi stiap pekan.
Ini belum termasuk hasil ekspor talas sekitar 10 ton per hari, berdasarkan permintaan Global Seafood Jepang.Menurut Direktur PT Global Seafood International Indonesia (GSII), Irfan, realisasi ekspor surimi dari Bantaeng baru sekitar 40 ton per pekan dan masih bisa ditingkatkan."Kami sementara membicarakan dengan Marubeni (investor Jepang) dengan permintaan 300 ton per bulan," ujarnya.

Untuk merealisasikan permintaan 340 ton surimi per pekan itu, Irfan membutuhkan ikan segar ratusan ton per hari. "Kami datangkan ikan dari seluruh Indonesia," katanya.

Jenis ikan yang diolah menjadi surimi ini adalah daging ikan merah."Nanti akan berkembang juga mengolah ikan sarden dan ikan terbang," jelasnya.
Sumber uang yang lain dari hasil ekspor talas. Menurut Direktur Perusda Baji Minasa, M Arif, harga talas di tingkat petani berkisar Rp 4.000 per kg. Itu artinya tiap hari uang yang beredar di Bantaeng dari perdagangan talas ini mencapai Rp 40 juta atau Rp 1,2 miliar per bulan.

Ekspor Ikan Olahan (surimi)
a.       Global Seafood Jepang: 160 ton/bulan
b.      Marubeni Jepang: 300 ton/bulan
c.       Harga ekspor per kg: Empat dolar AS atau Rp 37.100 (kurs Rp 9.275 per dolar AS
D.    KEADAAN UMUM LOKASI
Industri yang berskala internasional ini terletak di Jl. Poros Bantaeng–Bulukumba Km. 131, Desa Pa’jukukang, Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng, Propinsi Sulawesi Selatan, sekitar 20 kilo meter dari kota pusat  Bantaeng.
Praktek ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal dan mengetahui secara langsung tentang instansi yang di datanginya sebagai salah satu penerapan disiplin dan pengembangan karier dan ketika di lapangan melaksanakan praktek kerja, mahasiswa dapat menilai tentang pengembangan dari ilmu yang mereka miliki
Praktek dapat menjadi media promosi lembaga terhadap institusi kerja.Kualitas lembaga perguruan tinggi dapat terukur dari kualitas para mahasiswa yang melaksanakan praktek kerja lapangan tersebut.Selain itu praktek juga dapat membantu institusi kerja untuk mendapatkan tenaga kerja akademis yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang dimilikinya. Mahasiswa akan merasakan secara langsung perbedaan antara teori di kelas dengan yang ada di lapangan.
1.      Tempat Dan Waktu
Praktek Studi ini dilaksanakan di Pt. Global Seafood International Indonesia (GSII) terletak di Jl. Poros Bantaeng–Bulukumba Km. 131, Desa Pa’jukukang, Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng, Propinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Yang berlangsung pada Hari Rabu, Tanggal 2926 Juni 2013, pukul 09.30 sampai selesai

BAB III
PEMBAHASAN

A.    HASIL PRODUKSI PER BULAN
NO
BULAN
JUMLAH PRODUKSI ( TON )
TALAS
1
JANUARI
109
2
FEBRUARI
150
3
MARET
165
4
APRIL
100
5
MEI
90
6
JUNI
77
7
JULI
133
8
AGUSTUS
189
1.      Banyaknya kategori
2k ≥  n => K = 3
2.      Interval
 =  163,33
3.      Penturusan
No
Interval
Frekwensi
Jml Frekwensi ( F )
1
77 – 204,33
IIIIIIII
8
2
205,33 – 404,66
-
0
3
405,66 – 568,99
-
0
4.      Ferkwensi Relatif
No
Interval
Jml Frekwensi ( F )
Frekwensi Relatif

Keterangan
1
77 – 204,33
8
66,67
(8/3)× 100%
2
205,33 – 404,66
0
0
(0/3)× 100%
3
405,66 – 568,99
0
0
(0/3)× 100%
5.      Batas Bawa dan  Batas Atas
No
Interval
Jml Frekwensi ( F )
1
77 – 204,33
8
2
205,33 – 404,66
0
3
405,66 – 568,99
0

6.      Nilai Tengah Kelas
Interval kelas bawah – 0,5
            77 – 0,5 = 78,5
            241, 33 – 0,5 = 240,83
            405,66 – 0,5 = 405,16
7.      Frekwensi Kumultif
No
Frekwensi Kumulatif Kurang dari
Frekwensi Kumulatif Lebih dari
Frekwensi
1
0 + 0 = 0
8 – 0 = 8
8
2
0 + 8 = 8
8 – 8 = 0
0
3
8 + 0 = 8
0 + 0 = 0
0
8.      Grafik
B.     TOTAL ASET TIAP PERUSAHAAN
No
Nama Perusahaan
Total Aset
( Rp. Miliar )
Laba Bersih
( Rp. Miliar )
1
Pt. Global Seafood International Indonesia
500
87
2
Global Seafood Hong Kong Company Limited
367
166
3
Pt. X
890
38
4
Pt. Z
287
65
1.      Rata-Rata Hitung Sample
X =
=
= 511
2.      Rata-rata hitung Tertimbang
Xw = (w1x1 + w2x2 + …WnXn)/(W1 + W2 + … + Wn)
          156.897/2.044 = 76.759
3. Letak Median Data Tidak Berkelompok
BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
PT Global Seafood International Indonesia (GSII), merupakan industri pengolahan ikan yang berlokasi di Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng. Perusahaan ini memproduksi bakso berbahan baku ikan yang dicampur talas, di samping itu juga memproduksi surimi dan juga talas yang akan dikirim dan  pasarkan di Korea Selatan dan Japan
B.     Saran
Untuk lebih menarik pelanggan asing, sebaiknya mungkin pengelola harus lebih memperhatikan lahan atau stok yang di jadikan sebagai tempat penanaman dan pemeliharaan tanaman talas. Untuk produk surimi, seharusnya jangkauannya pada para penangkap ikan bukan hanya di Makassar saja agar produk ini tidak menjadi timbul tenggelam dalam proses produksinya, sehingga membumbuat produk ini kadang di produksi dan kadang tidak.


Daftar Pustaka

Bungin, Burhan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta. Prenada Media Group.
Hadi, S. 1995. Statistik 1, 2, 3, Yogyakarta. Andi Offset
Walpole, R.E. 1992. Pengantar Statistika. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Riduwan dan Sunarto. 2007. Pengantar Statistika. Bandung : Alvabeta
Dinoyudha. 2010. Statistika Deskriftif . http://osaliana.wordpress.com /category/ materi-perkuliahan/ di akses jumat 27-06-2013

Himasta. 2009. Statistika Deskriftif. http:// statistika/STATISTIKA DESKRIPTIF SCC HIMASTA.htm/ di akses jumat 27-06-2013


LAMPIRAN
 



































Tidak ada komentar:

Posting Komentar